Indonesia telah berhasil mengurangi kemiskinan
ekstrem posisi awal tahun 1990 sebanyak 20,6 persen telah bergeser
sebanyak 7,5 persen di tahun 2010. Indonesia terus bertekad dapat
mencapai target MDGs pada tahun 2015. Adapun beberapa target dari tujuan
MDGs yang perlu kerja keras kita semua antara lain menuntaskan
kemiskinan nasional, memberikan ruang kepada pekerja perempuan untuk
lebih lagi berkontribusi, penyediaan air minum untuk perkotaan dan
perdesaan, menuntaskan kekurangan gizi pada anak. Untuk itu semuanya
diperlukan inovasi atas pelaksanaan MDGs dengan membuka kesempatan
kepada pihak-pihak terkait seperti kepala daerah, lembaga masyarakat
untuk ikut berpartisipasi mewujudkan target dan tujuan MDGs.
Saat ini Indonesia sudah dikategorikan sebagai negara
berpenghasilan menengah. Indikatornya adalah karena penghasilan
masyarakat Indonesia berdasarkan Gross national Index (GNI), yang
dihitung dari nilai pasar total dari barang dan jasa yang dihasilkan
oleh suaru negara dalam periode tertentu, penghasilan perkapita
Indonesia tahun 2007 adalah US$ 1.650. Nilai ini setara dengan negara
lainnya, maka Indonesia masuk urutan ke -142 dari 209 negara (UNDP,
2008).
Ada delapan tujuan MDGs yang harus dilaksanakan oleh setiap negara yang mendeklarasikannya.
1. Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan.
2. Mencapai pendidikan dasar untuk semua.
3. Mendorong kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan.
4. Menurunkan angka kematian anak.
5. Meningkatkan kesehatan ibu.
6. Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya.
7. Memastikan kelestarian lingkungan hidup, dan
8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan.
Indonesia telah berhasil menurunkan tingkat kemiskinan, indikator
nya US$ 1,00 per kapita perhari menjadi setengahnya. Kemajuan ini telah
dicapai untuk menurunkan tingkat kemiskinan, garis kemiskinan nasional
sebesar 13,33 persen ( 2010 ) menuju target 8-10 persen pada tahun 2014.
Pravalensi kekurangan gizi pada balita menurun dari 31 persen pada
tahun 1989 menjadi 18,4 persen pada tahun 2007, diperkirakan indonesia
mencapai target MDGs 15,5 persen pada tahun 2015.
Indonesia dalam mencapai target MDGs mengenai pendidikan dasar dan
melek huruf sudah menuju pencapaian target 2015. Indonesia menetapkan
pendidikan dasar melebihi target MDGs dengan menambahkan sekolah
menengah pertama sebagai sasaran pendidikan dasar universal. Pada tahun
2008/2009, angka partisipasi kasar ( APK ) SD/MI termasuk paket A
mencapai 116,77 persen dan angka partisipasi murni ( APM ) sekitar 95,23
persen. Kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan pemerintah telah
mendorong meningkatkan kesetaraan gender di semua jenjang dan jenis
pendidikan. Rasio angka partisipasi murni ( APM ) perempuan terhadap
laki laki di sekolah dasar dan sekolah menengah pertama berturut turut
sebesar 99,73 dan 101,99 pada tahun 2009, dan rasio melek huruf
perempuan terhadap laki laki pada kelompok usia 15 sampai 24 tahun
mencapai 98,85 persen.
Menurunkan angka kematian anak telah menunjukkan angka yang
signifikan sekali dari 68 pada tahun 1991 menjadi 34 per 1000 kelahiran
hidup pada tahun 2007, sehingga target sebesar 23 per 1000 kelahiran
hidup pada tahun 2015 diperkirakan tercapai. Di indonesia, angka
kematian ibu melahirkan ( MMR/maternal mortality rate ) menurun dari 390
tahun 1991 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup. Upaya menurunkan
angka kematian ibu didukung dengan meningkatkan angka pemakaian
kontrasepsi dan menurunkan unmeet need yang dilakukan melalui
peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi.
Tingkat prevalensi HIV/AIDS cenderung meningkat di indonesia
terutama pada kelompok resiko tinggi pengguna narkoba suntik dan pekerja
seks. Jumlah kasus HIV/AIDS yang dilaporkan di indonesia meningkat dua
kali lipat antara tahun 2004 dan 2005. Angka kejadian malaria per 1000
penduduk menurun dari 4,68 tahun 1990 jadi 1,85 tahun 2009.
Tingakt emisi gas rumah kaca di indonesia cukup tinggi walaupun
upaya peningkatan luas hutan, pemberantasan pembalakn hutan, dan
komitmen untuk melaksanakan kebijakan penurunan emisi karbon dioksida
dalam 20 tahun kedepan telah dilakukan. Proporsi rumah tangga denagn
akses air minum layak meningkat dari 37,73 persen tahun 1993 jadi 47,71
persen tahun 2009. Proporsi rumah tangga dengan akses sanitasi layak
meningkat dari 24,81 persen tahun 1993 jadi 51,19 persen tahun 2009.
Sumber: UNDP
Referensi:
http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2014/02/04/pencapaian-mdgs-2015-di-indonesia-629534.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar