Kamis, 02 Oktober 2014

Pencapaian MDGs 2015 di Indonesia

Indonesia telah berhasil mengurangi kemiskinan ekstrem posisi awal tahun 1990 sebanyak 20,6 persen telah bergeser sebanyak 7,5 persen di tahun 2010. Indonesia terus bertekad dapat mencapai target MDGs pada tahun 2015. Adapun beberapa target dari tujuan MDGs yang perlu kerja keras kita semua antara lain menuntaskan kemiskinan nasional, memberikan ruang kepada pekerja perempuan untuk lebih lagi berkontribusi, penyediaan air minum untuk perkotaan dan perdesaan, menuntaskan kekurangan gizi pada anak. Untuk itu semuanya diperlukan inovasi atas pelaksanaan MDGs dengan membuka kesempatan kepada pihak-pihak terkait seperti kepala daerah, lembaga masyarakat untuk ikut berpartisipasi mewujudkan target dan tujuan MDGs.
Saat ini Indonesia sudah dikategorikan sebagai negara berpenghasilan menengah. Indikatornya adalah karena penghasilan masyarakat Indonesia berdasarkan Gross national Index (GNI), yang dihitung dari nilai pasar total dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh suaru negara dalam periode tertentu, penghasilan perkapita Indonesia tahun 2007 adalah US$ 1.650. Nilai ini setara dengan negara lainnya, maka Indonesia masuk urutan ke -142 dari 209 negara (UNDP, 2008).
Ada delapan tujuan MDGs yang harus dilaksanakan oleh setiap negara yang mendeklarasikannya.
1. Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan.
2. Mencapai pendidikan dasar untuk semua.
3. Mendorong kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan.
4. Menurunkan angka kematian anak.
5. Meningkatkan kesehatan ibu.
6. Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya.
7. Memastikan kelestarian lingkungan hidup, dan
8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan.
Indonesia telah berhasil menurunkan tingkat kemiskinan, indikator nya US$ 1,00 per kapita perhari menjadi setengahnya. Kemajuan ini telah dicapai untuk menurunkan tingkat kemiskinan, garis kemiskinan nasional sebesar 13,33 persen ( 2010 ) menuju target 8-10 persen pada tahun 2014. Pravalensi kekurangan gizi pada balita menurun dari 31 persen pada tahun 1989 menjadi 18,4 persen pada tahun 2007, diperkirakan indonesia mencapai target MDGs 15,5 persen pada tahun 2015.
Indonesia dalam mencapai target MDGs mengenai pendidikan dasar dan melek huruf sudah menuju pencapaian target 2015. Indonesia menetapkan pendidikan dasar melebihi target MDGs dengan menambahkan sekolah menengah pertama sebagai sasaran pendidikan dasar universal. Pada tahun 2008/2009, angka partisipasi kasar ( APK ) SD/MI termasuk paket A mencapai 116,77 persen dan angka partisipasi murni ( APM ) sekitar 95,23 persen. Kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan pemerintah telah mendorong meningkatkan kesetaraan gender di semua jenjang dan jenis pendidikan. Rasio angka partisipasi murni ( APM ) perempuan terhadap laki laki di sekolah dasar dan sekolah menengah pertama berturut turut sebesar 99,73 dan 101,99 pada tahun 2009, dan rasio melek huruf perempuan terhadap laki laki pada kelompok usia 15 sampai 24 tahun mencapai 98,85 persen.
Menurunkan angka kematian anak telah menunjukkan angka yang signifikan sekali dari 68 pada tahun 1991 menjadi 34 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2007, sehingga target sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2015 diperkirakan tercapai. Di indonesia, angka kematian ibu melahirkan ( MMR/maternal mortality rate ) menurun dari 390 tahun 1991 menjadi 228 per 100.000  kelahiran hidup. Upaya menurunkan angka kematian ibu didukung dengan meningkatkan angka pemakaian kontrasepsi dan menurunkan unmeet need yang dilakukan melalui peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi.
Tingkat prevalensi HIV/AIDS cenderung meningkat di indonesia terutama pada kelompok resiko tinggi pengguna narkoba suntik dan pekerja seks. Jumlah kasus HIV/AIDS yang dilaporkan di indonesia meningkat dua kali lipat antara tahun 2004 dan 2005. Angka kejadian malaria per 1000 penduduk menurun dari 4,68 tahun 1990 jadi 1,85 tahun 2009.
Tingakt emisi gas rumah kaca di indonesia cukup tinggi walaupun upaya peningkatan luas hutan, pemberantasan pembalakn hutan, dan komitmen untuk melaksanakan kebijakan penurunan emisi karbon dioksida dalam 20 tahun kedepan telah dilakukan. Proporsi rumah tangga denagn akses air minum layak meningkat dari 37,73 persen tahun 1993 jadi 47,71 persen tahun 2009. Proporsi rumah tangga dengan akses sanitasi layak meningkat dari 24,81 persen tahun 1993 jadi 51,19 persen tahun 2009.
Sumber: UNDP
 
Referensi:
 
http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2014/02/04/pencapaian-mdgs-2015-di-indonesia-629534.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar