Minggu, 29 Maret 2015
Inovasi Teknologi Pada Perusahaan Swasta
Business Innovation Center memberikan beberapa jenis layanan yaitu
layanan umum, swasta, akademisi dan pemerintah yang sesuai dengan fungsi
dan tujuan BIC. Jenis layanan tersebut antara lain adalah sebagai
berikut:
Layanan Umum
Dalam menjalankan fungsinya BIC memberikan layanan-layanan dasar melalui
pelayanan dalam bidang konsultasi Inovasi sebagai berikut:
- Kunjungan ke perusahaan-perusahaan
- Menganalisa dan mengoptimalakan rangkaian nilai proses kerja, perusahaan, pemasok, membantu mencarikan mitra kerjasama yang tepat dari kalangan ipetek
- Mengadakan gathering dan seminar dalam hal menjembatani ABG
- Memberikan secara terus-menerus informasi tentang perkembangan teknologi baru dan proses produksi
- Mengidentifikasikan risiko dan mengenali potensinya
- Memberikan pendampingan pada perusahaan-perusahaan yang inovatif
- Membuat database yang menampung informasi mengenai proses-proses inovasi
- Mengatur pertukaran para pakar yang dibutuhkan dengan keahlian tertentu
- Mengatur pertemuan para pakar untuk dapat menjalin kerjasama
Layanan untuk Swasta/Bisnis
- Mempermudah proses pencarian Informasi mengenai Inovasi
- Mempermudah Pengembangan bisnis dengan penerapan Inovasi
- Memperluas hubungan dengan pemerintah dan akademisi
- Menghubungkan para pelaku bisnis dalm hal mendapatkan insentif yang diberikan oleh pemerintah
- Memberikan Informasi mengenai kajian-kajian teknologi yang sedang berlangsung
- Menyusun agenda dan pengaturan pertemuan dengan pusat-pusat kajian teknologi
Layanan untuk Akademisi/Teknisi
- Membantu mengembangkan produk Inovasi yang sudah ada untuk di komersilkan
- Membantu dalam hal finansial yang akan dibantu oleh pihak swasta/pelaku bisnis
- Memberikan jaringan/network pelaku bisnis dalam hal kerjasama terhadap pihak akademisi
- Memberikan pengetahuan mengenai pasar dan trend yang ada di pasar
- Membantu menghubungkan kepada pihak dunia usaha dalam hal kerjasama
- Membantu melakukan analisi terhadap pihak dunia usaha yang memiliki interest untuk berinvestasi terhadap riset yang dilakukan
Layanan untuk Pemerintah
- Memperat hubungan pemerintah dengan pihak swasta/bisnis dan akademisi/teknisi
- Memberikan dukungan terhadap program-program pemerintah dalam hal inovasi
- Memajukan pengembangan teknologi inovasi dalam skala nasional
- Memfasilitasi pemerintah dengan pihak swasta/bisnis dan akademisi/teknisi
- Memfasilitasi program incentif yang dibuat oleh pemerintah
Selasa, 24 Maret 2015
Perusahaan IT / Vendor Dari Berbagai Aspek
Salah satu
permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan terkait implementasi IT adalah
permasalahan pemilihan vendor penyedia hardware maupun software. Pemilihan
vendor ini akan terkait dengan banyak hal, yaitu terkait dengan masalah biaya
(investasi, operasional, pemeliharaan, troubleshooting), SDM (jumlah SDM, pelatihan SDM), dan tingkat keamanan
sistem. Misalkan dalam hal pemilihan vendor software, apabila suatu perusahaan
memilih software-software open source, maka biaya investasi yang dibutuhkan sangat
kecil (bahkan bisa mencapai 0), tetapi biaya operasional dan pemeliharaan bisa
sangat besar, sebab untuk memastikan berjalannya sistem diperlukan SDM yang
berkualitas tinggi dan biasanya bayarannya mahal. Kemudian apabila terjadi
permasalahan pada sistem, biaya troubleshooting juga bisa membengkak,
sebab biasanya software-software open source tidak disertai dengan jaminan
purna jual yang bagus dibandingkan dengan perusahaan software proprietary. Dari
sisi SDM, seperti telah disinggung di atas, penggunaan software-software open
source membutuhkan SDM yang berkualitas tinggi sehingga bisa jadi dibutuhkan
pelatihan-pelatihan tambahan untuk menjamin berfungsinya sistem. Dari sisi
keamanan sistem, walaupun penggunaan software-software open source mungkin dapat
memberikan keamanan yang lebih, tetapi troubleshooting yang diperlukan apabila
terjadi permasalahan juga memerlukan usaha maupun biaya yang tidak sedikit.
ulasan
mengenai kelebihan dan kekurangan dari single vendor solution maupun dari multi
vendor solution dilihat dari sisi keamanan:
- Single vendor solution seharusnya relatif lebih mudah dalam mengatur, menjalankan dan mengawasinya, sebab SDM di perusahaan hanya perlu mempelajari dan memahami satu sistem saja. Ini berbeda dengan multivendor solution dimana SDM perusahaan perlu untuk mempelajari dan memahami sistem dari berbagai multivendor, dan selain itu sangat mungkin diperlukan berbagai sinkronisasi untuk memastikan bahwa sistem berjalan semestinya.
- Lebih mudah dan cepat dalam troubleshooting, baik troubleshooting secara internal maupun troublehooting yang dilakukan oleh vendor. Maksudnya dengan single vendor solution, SDM di perusahaan relatif dapat dengan mudah dan cepat menangani masalah yang terjadi karena lingkup masalahnya relatif lebih kecil dibandingkan apabila menggunakan multivendor solution dimana SDM perusahaan harus memahami semua teknologi dari setiap vendor. Begitu juga dengan single vendor solution, vendor yang bersangkutan dapat dengan cepat dan mudah menangani permasalahan yang terjadi dibandingkan dengan apabila menggunakan multivendor solution dimana apabila terjadi suatu masalah harus dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu vendor mana yang harus bertanggung jawab setelah itu baru bisa dilakukan troubleshooting.
- Single vendor solution relatif lebih beresiko terjadinya kerusakan sistem secara keseluruhan (full system down) apabila terjadi serangan terhadap sistem. Misal apabila di sebuah perusahaan menggunakan sistem windows semuanya mulai dari client sampai server, maka tatkala terjadi serangan mematikan pada satu sisi, sangat mungkin serangan ini akan membuat bagian lain dari sistem terkena, sedemikian sehingga keseluruhan sistem terganggu. Berbeda apabila digunakan multi vendor solution, apabila terjadi serangan pada satu sisi maka sisi lain masih mungkin terhindar dari serangan. Misal apabila dalam suatu sistem client-server digunakan Linux sebagai server dan windows sebagai client, maka apabila terjadi serangan pada client windowsnya, server Linuxnya bisa terhindar dari serangan, sehingga full system down bisa terhindar
Vendor
yang dipilih (apakah single vendor / multi vendor) adalah vendor-vendor yang
dapat dengan cepat menangani masalah sehingga kinerja perusahaan tidak terganggu.
Penulis kemudian beropini bahwa ada beberapa alternatif bagaimana memilih
antara single vendor solution dengan multi vendor solution.
Alternatif-alternatif ini merupakan alternatif-alternatif bagi
perusahaan-perusahaan dimana IT memiliki posisi yang menentukan bagi
keberlangsungan hidup perusahaan tersebut. Perusahaan-perusahaan yang dimaksud
misalnya bank, telekomunikasi, e-commerce, dan lain-lain. Alternatif-alternatif
diantaranya adalah:
- Apabila perusahaan tidak memiliki SDM yang cukup, maka lebih baik perusahaan menggunakan single vendor solution dengan syarat vendor tersebut memiliki layanan purna jual yang kredibel sehingga apabila terjadi serangan, dapat dengan segera ditangani oleh vendor yang bersangkutan. Faktor lokasi cukup menentukan dalam hal ini. Misalnya sistem yang dimiliki perusahaan ada di Bandung, maka lokasi vendor juga sebaiknya ada di Bandung sehingga pada saat terjadi serangan terhadap sistem vendor dapat langsung melakukan troubleshooting terhadap sistem yang terserang tersebut.
- Apabila perusahaan memiliki SDM yang cukup, baik kuantitas maupun kualitasnya, maka lebih baik perusahaan menggunakan multi vendor solution dengan pertimbangan bahwa apabila terjadi serangan pada salah satu bagian sistem, bagian lain dari sistem tidak akan terkena dampaknya. Dengan ketersediaan SDM yang cukup maka setiap permasalahan dapat diselesaikan sendiri oleh SDM perusahaan tersebut
Sabtu, 21 Maret 2015
Jumat, 20 Maret 2015
MDGS
Pengertian MDGS :
MDGS atau Millennium Development Goals adalah Deklarasi Milenium hasil kesepakatan kepala Negara dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada September 2000.
Pesan IT :
MDGS atau Millennium Development Goals adalah Deklarasi Milenium hasil kesepakatan kepala Negara dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada September 2000.
Pesan IT :
Komitmen Indonesia untuk mencapai
MDGS mencerminkan komitmen Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyatnya dan memberikan konstribusi pada peningkatan kesejahteraan
masyarakat dunia. Oleh karena itu, MDGS merupakan acuan penting dalam
penyusunan dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional. Pemerintah
Indonesia telah mengarusutamakan MDGS dalam Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional (RPJN 2005-2025), Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasiolan (RPJMN 2004-2009 dan 2010-2014), Rencana Kerja Program Tahunan
(RKP), serta dokumen Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Dalam lima tahun terakhir, di tengah
kondisi Negara yang belum sepenuhnya pulih dari krisis ekonomi tahun
1997/1998. Indonesia menghadapi tantangan global yang tidak ringan.
Gejolak harga minyak dan harga pangan serta perubahan iklim global serta
terjadinya krisis keuangan global 2007-2008 mewarnai dinamika
pembangunan Indonesia. Tingat pertumbuhan ekonomi menurun menjadi
sekitar 4-5 persen, dibandingkan dengan pertumbuhan sebelum krisis yang
mencapai sebesar 5-6 persen
Pendapat :
Menurut
saya adanya MDGS di Indonesia sangatlah berdampak positif bagi
masyarakat Indonesia,karena melihat banyaknya ledakan penduduk dan
jumlah pengangguran yang semakin bertambah.Maka seharusnya masing-masing
masyarakat Indonesia harus mempunyai kualitas hidup dan sumber daya
manusia yang baik di masa depan,Maka apabila MDGS tidak di terapkan di
Indonesia maka akan berdampak negatif bagi suatu negara akan terjadi
peningkatan jumlah penduduk yang semakin tidak terkontrol dan hingga
krisis ekonomi suatu negara tersebut.
Minggu, 08 Maret 2015
Pahami Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015
Tujuan dibentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) untuk meningkatkan stabilitas perekonomian dikawasan ASEAN.
Indonesia
tengah bersiap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Dampak
terciptanya MEA adalah pasar bebas di bidang permodalan, barang dan
jasa, serta tenaga kerja.
Memang tujuan dibentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) untuk meningkatkan stabilitas perekonomian dikawasan ASEAN, serta diharapkan mampu mengatasi masalah-masalah dibidang ekonomi antar negara ASEAN.
ASEAN merupakan kekuatan ekonomi ketiga terbesar setelah Jepang dan Tiongkok, di mana terdiri dari 10 Negara yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, thailand, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kamboja.
Pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) berawal dari kesepakatan para pemimpin ASEAN dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pada Desember 1997 di Kuala Lumpur, Malaysia. Kesepakatan ini bertujuan meningkatkan daya saing ASEAN serta bisa menyaingi Tiongkok dan India untuk menarik investasi asing. Modal asing dibutuhkan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan dan kesejahteraan warga ASEAN.
Pada KTT selanjutnya yang berlangsung di Bali Oktober 2003, petinggi ASEAN mendeklarasikan bahwa pembentukan MEA pada tahun 2015.
Ada beberapa dampak dari konsekuensi MEA, yakni dampak aliran bebas barang bagi negara-negara ASEAN, dampak arus bebas jasa, dampak arus bebas investasi, dampak arus tenaga kerja terampil, dan dampak arus bebas modal.
Tidak hanya dampak, ada beberapa hambatan Indonesia untuk menghadapi MEA.
Pertama, mutu pendidikan tenaga kerja masih rendah, di mana hingga Febuari 2014 jumlah pekerja berpendidikan SMP atau dibawahnya tercatat sebanyak 76,4 juta orang atau sekitar 64 persen dari total 118 juta pekerja di Indonesia.
Kedua, ketersediaan dan kualitas infrastuktur masih kurang sehingga memengaruhi kelancaran arus barang dan jasa.
Ketiga, sektor industri yang rapuh karena ketergantungan impor bahan baku dan setengah jadi.
Keempat, keterbatasan pasokan energi.
Kelima, lemahnya Indonesia menghadapi serbuan impor, dan sekarang produk impor Tiongkok sudah membanjiri Indonesia.
Menjelang MEA yang sudah di depan mata, pemerintah Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan langkah strategis dalam sektor tenaga kerja, sektor infrastuktur, dan sektor industri.
Memang tujuan dibentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) untuk meningkatkan stabilitas perekonomian dikawasan ASEAN, serta diharapkan mampu mengatasi masalah-masalah dibidang ekonomi antar negara ASEAN.
ASEAN merupakan kekuatan ekonomi ketiga terbesar setelah Jepang dan Tiongkok, di mana terdiri dari 10 Negara yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, thailand, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kamboja.
Pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) berawal dari kesepakatan para pemimpin ASEAN dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pada Desember 1997 di Kuala Lumpur, Malaysia. Kesepakatan ini bertujuan meningkatkan daya saing ASEAN serta bisa menyaingi Tiongkok dan India untuk menarik investasi asing. Modal asing dibutuhkan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan dan kesejahteraan warga ASEAN.
Pada KTT selanjutnya yang berlangsung di Bali Oktober 2003, petinggi ASEAN mendeklarasikan bahwa pembentukan MEA pada tahun 2015.
Ada beberapa dampak dari konsekuensi MEA, yakni dampak aliran bebas barang bagi negara-negara ASEAN, dampak arus bebas jasa, dampak arus bebas investasi, dampak arus tenaga kerja terampil, dan dampak arus bebas modal.
Tidak hanya dampak, ada beberapa hambatan Indonesia untuk menghadapi MEA.
Pertama, mutu pendidikan tenaga kerja masih rendah, di mana hingga Febuari 2014 jumlah pekerja berpendidikan SMP atau dibawahnya tercatat sebanyak 76,4 juta orang atau sekitar 64 persen dari total 118 juta pekerja di Indonesia.
Kedua, ketersediaan dan kualitas infrastuktur masih kurang sehingga memengaruhi kelancaran arus barang dan jasa.
Ketiga, sektor industri yang rapuh karena ketergantungan impor bahan baku dan setengah jadi.
Keempat, keterbatasan pasokan energi.
Kelima, lemahnya Indonesia menghadapi serbuan impor, dan sekarang produk impor Tiongkok sudah membanjiri Indonesia.
Menjelang MEA yang sudah di depan mata, pemerintah Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan langkah strategis dalam sektor tenaga kerja, sektor infrastuktur, dan sektor industri.
(Sumber: Kompas Cetak)
http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/12/pahami-masyarakat-ekonomi-asean-mea-2015
Langganan:
Postingan (Atom)